Wellcome to my_blog


^_^ IRFAN NUR AKBAR & MARTIANA RAHADHI PUTRI ^_^

Minggu, 24 Oktober 2010

KEPADATAN PENDUDUK DI INDONESIA


Landasan

Pengumpulan data Sensus Penduduk 2010 telah mencapai 90 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan penduduk Indonesia akan mencapai 240 juta. Jumlah tersebut lebih tinggi dari perkiraan semula 235 juta.
Kepala BPS, Rusman Heriawan mengatakan, perubahan tersebut setelah memasukkan komponen migrasi penduduk yang tidak ikut dihitung dalam perkiraan sebelumnya.
‘’Kalau sensusnya sendiri sudah kita prediksi bakal bertambah menjadi 235 juta. Tapi karena ada faktor tadi (migrasi) bisa (bertambah) 5 juta, atau bisa jadi 240 juta. Mudah-mudahan tidak lebih dari itu,’’ kata Rusman usai pembukaan Konferensi Dewan Ketahanan Pangan di Jakarta Convention Center, kemarin (24/5).
Jika jumlah penduduk mencapai 240 juta, telah terjadi penambahan jumlah hingga 20 juta penduduk dalam sepuluh tahun.
Rusman menjelaskan, proyeksi awal penduduk 2010 mencapai 235 juta. Namun ada beberapa kecenderungan beberapa perkembangan penduduk kabupaten/kota beberapa yang di luar perkiraan, karena faktor migrasi.
‘’Memang dalam proyeksi kita biasanya parameternya sangat lemah,’’ kata Rusman.
Rusman mengatakan, perkembangan otonomi daerah telah menggeser peta penduduk Indonesia. Sebab, saat ini terus bermunculan daerah-daerah berkembang baru. Selama ini, yang terdeteksi dalam proyeksi penduduk adalah kelahiran dan kematian. ’’Kalau migrasi itu kan sangat instant terjadi akibat kebijakan pemerintah. Misalnya karena otonomi daerah, pembangunan pusat-pusat pertumbuhan,’’ ujar Rusman.
Rusman berharap jumlah penduduk dalam hasil akhir Sensus tidak lebih dari 240 juta. ’’Kalau lebih dari itu, tentunya akan jadi pertanyaan, ada apa dengan pertumbuhan penduduk kita. Apa karena memang KB (Keluarga Berencana) mulai lupa,’’ katanya.
Rusman mengatakan, hasil sensus akan digunakan untuk membuat proyeksi pasca sensus. Ini untuk menyusun prrogram dan kebijakan seperti ketahanan pangan. ’’Kan tidak bisa kita bicara ketahanan pangan dengan menggunakan data yang sekarang. Tapi harus proyeksi ke depan, jumlah penduduk 10 tahun kemudian,’’ katanya.
Di Istana Wapres, Mendagri Gamawan Fauzi mengatakan, ledakan jumlah penduduk tersebut merupakan indikasi program KB yang kurang berjalan dengan baik di daerah.
’’Ada juga keluhan dari BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional), bahwa organisasi KB di daerah (hanya) jadi kepala seksi, padahal dulu kepala kantor,’’ kata Gamawan. Bahkan, lanjut Gamawan, ada juga yang hanya setingkat kepala sub seksi atau belum terbentuk sama sekali.


Perkembangan Penduduk Indonesia
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
  • Orang yang tinggal di daerah tersebut
  • Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.
Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu Demografi. Berbagai aspek perilaku menusia dipelajari dalam sosiologi, ekonomi, dan geografi. Permasalahan kependudukan yang ada di Indonesia ini umumnya tergolong sangat riskan. Pasalnya dari permasalahan yang ada sekarang akan timbul nantinya sebab – sebab negative yang akan merugikan Negara kita ini yaitu, Indonesia.
Oleh sebab itu di perlukan penanganan permasalahan yang serius dalam permasalahan kependudukan yang ada pada saat sekarang ini. Agar Negara kita tidak menanggung cukup banyak kerugian

Perkembangan Penduduk Dan Lingkungan
Populasi manusia adalah ancaman terbesar dari masalah lingkungan hidup di Indonesia dan bahkan dunia. Setiap orang memerlukan energi, lahan dan sumber daya yang besar untuk bertahan hidup. Kalau populasi bisa bertahan pada taraf yang ideal, maka keseimbangan antara lingkungan dan regenerasi populasi dapat tercapai. Tetapi kenyataannya adalah populasi bertumbuh lebih cepat dari kemampuan bumi dan lingkungan kita untuk memperbaiki sumber daya yang ada sehingga pada akhirnya kemampuan bumi akan terlampaui dan berimbas pada kualitas hidup manusia yang rendah.
Antara 1960 dan 1999, populasi bumi berlipat ganda dari 3 milyar menjadi 6 milyar orang. Pada tahun 2000 populasi sudah menjadi 6.1 milyar. PBB memprediksi bahwa populasi dunia pada tahun 2050 akan mencapai antara 7.9 milyar sampai 10.9 milyar, tergantung ada apa yang kita lakukan sekarang. Dapatkah anda bayangkan berapa banyak bahan pangan, lahan untuk pertanian, lahan untuk perumahan, dan barang konsumsi lainnya yang dibutuhkan oleh penduduk yang begitu banyak?
Dengan tingginya laju pertumbuhan populasi, maka jumlah kebutuhan makanan pun meningkat padahal lahan yang ada sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan makanan, maka hutan pun mulai dibabat habis untuk menambah jumlah lahan pertanian yang ujungnya juga makanan untuk manusia. Konversi hutan menjadi tanah pertanian bisa menyebabkan erosi. Selain itu bahan kimia yang dipakai sebagai pupuk juga menurunkan tingkat kesuburan tanah. Dengan adanya pembabatan hutan dan erosi, maka kemampuan tanah untuk menyerap air pun berkurang sehingga menambah resiko dan tingkat bahaya banjir.
Perkembangan urbanisasi di Indonesia perlu dicermati karena dengan adanya urbanisasi ini, kecepatan pertumbuhan perkotaan dan pedesaan menjadi semakin tinggi. Pada tahun 1990, persentase penduduk perkotaan baru mencapai 31 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Pada tahun 2000 angka tersebut berubah menjadi 42 persen. Diperkirakan pada tahun 2025 keadaan akan terbalik dimana 57 persen penduduk adalah perkotaan, dan 43 persen sisanya adalah rakyat yang tinggal di pedesaan. Dengan adanya sentralisasi pertumbuhan dan penduduk, maka polusi pun semakin terkonsentrasi di kota-kota besar sehingga udara pun semakin kotor dan tidak layak.
Kota-kota besar terutama Jakarta adalah sasaran dari pencari kerja dari pedesaan dimana dengan adanya modernisasi teknologi, rakyat pedesaan selalu dibombardir dengan kehidupan serba wah yang ada di kota besar sehingga semakin mendorong mereka meninggalkan kampungnya. Secara statistik, pada tahun 1961 Jakarta berpenduduk 2,9 juta jiwa dan melonjak menjadi 4,55 juta jiwa 10 tahun kemudian. Pada tahun 1980 bertambah menjadi 6,50 juta jiwa dan melonjak lagi menjadi 8,22 juta jiwa pada tahun 1990. Yang menarik, dalam 10 tahun antara 1990-2000 lalu, penduduk Jakarta hanya bertambah 125.373 jiwa sehingga menjadi 8,38 juta jiwa. Data tahun 2007 menyebutkan Jakarta memiliki jumlah penduduk 8,6 juta jiwa, tetapi diperkirakan rata-rata penduduk yang pergi ke Jakarta di siang hari adalah 6 hingga 7 juta orang atau hampir mendekati jumlah total penduduk Jakarta. Hal ini juga disebabkan karena lahan perumahan yang semakin sempit dan mahal di Jakarta sehingga banyak orang, walaupun bekerja di Jakarta, tinggal di daerah Jabotabek yang mengharuskan mereka menjadi komuter.
Pada akhirnya, pertumbuhan populasi yang tinggi akan mengakibatkan lingkaran setan yang tidak pernah habis. Populasi tinggi yang tidak dibarengi dengan lahan pangan dan energi yang cukup akan mengakibatkan ketidakseimbangan antara supply dan demand yang bisa menyebabkan harga menjadi mahal sehingga seperti yang sedang terjadi sekarang, inflasi semakin tinggi, harga bahan makanan semakin tinggi sehingga kemiskinan pun semakin banyak. Semakin menurunnya konsumsi masyarakat akan menyebabkan perusahaan merugi dan mem-PHK karyawannya sebagai langkah efisiensi, sehingga semakin banyak lagi kemiskinan.
Jadi, kita mudah saja bilang, kapan negara kita bisa swasembada? Apa bisa kalau masih mau punya banyak anak? Bagaimana dengan masa depan anak cucu kita kalau lahan sudah tidak tersedia, tanah rusak akibat bahan kimia, air tanah tercemar dan bahkan habis sehingga tidak bisa disedot lagi? Bagaimana kita mau menghemat makanan dan air kalau populasi terus berkembang gila-gilaan?
Krisis pangan sudah dimulai di seluruh dunia. Harga semakin melejit dan pada akhirnya bukan karena kita tidak mampu membeli makanan, tetapi apakah makanan itu bisa tersedia. Kalau bukan kita yang bertindak dari sekarang, masa depan anak dan cucu kita bisa benar-benar hancur sehingga kita yang berpesta pora pada saat ini baru akan merasakan akibatnya nanti.

Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat pendidikan

Pertumbunah penduduk yang terus meningkat di Indonesia mengakibatkan menahan lajunya tingkat pendidikan. Dapat kita ambil suatu contoh dari sebuah keluarga yang kurang mampu misalnya, mereka mempunyai beberapa orang anak yang seharusnya masih melanjutkan tingkat pendidikan di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, tapi apa daya karena tidak memiliki cukup banyak uang untuk menyekolahkan anak mereka tersebut, akhirnya anak mereka terpakasa putus sekolah. Coba saja anda bayangkan jika permasalahan ini terjadi pada sebagian warga atau penduduk yang ada di Indonesia ?

Pastinya akan banyak anak anak Indonesia, masa depan Indonesia yang harus hilang sia – sia begitu saja..!!! untuk itu pemerintah di harapkan mengatsi permasalahan tingkat pendidikan untuk warga yang kurang mampu. Bagi mereka yang ekonominya berkecukupan, tentunya tenang saja, tak perlu ketakutan anak meraka apakah akan putus sekolah. Masalah seperti ini akan sangat berakibat buruk bagi kemajuan Negara Indonesia sendiri, karena nantinya anak - anak tersebutlah yang akan meneruskan kemajuan Negara Indonesia ini. Untuk itu segala sesuatunya harus di tinjau agar terlihat semua kenyataan -  kenyataan yang masih terlihat suram.


Pertumbuhan Penduduk dan Kelaparan Serta Kemiskinan dan Keterbelakangan

Padatnya suatu penduduk yang ada di suatu tempat atau daerah membuat lapangan pekerjaan yang ada di tempat tersebut susah untuk di dapatkan.

Lagi – lagi permasalahan kepadatan penduduk menjadi suatu mimpi buruk untuk suatu Negara, jika Negara tersebut tidak dapat menanganinya. Karena, jika kita amabil suatu contoh permasalahan yang ada di atas tersebut, akan mengakibatkan hal yang sangat menyedihkan bagi mereka  yang mendapatkan masalah tersebut. Contoh jika padatnya penduduk di suatu tempat sudah cukup melebih kapasitas yang di tentukan maka hal ini akan menutup lapangan pekerjaan yang ada di temapat tersebut. Hal ini akan mengakibatkan banyaknya pengangguran yang tidak dapat mendapatkan lapangan pekerjaan. Orang yang tidak mendapatkan lapangan pekerjaan tersebut akan kesulita dalam menyambung hidup merka. Tentunya mereka akan mengalami kemiskinan, jika dia sudah mendapatkan kemiskinan akan timbul lagi permasalahan untuk dia yaitu kesulitan untuk mencari makanan ( kelaparan ). Jika sudah seperti ini maka akan terjadi keterbelakangan dalam segala hal untuknya. Apakah hal yang seperti ini masih di bilang  ADIL ???????

Tentunya permasalahan – permasalahan seperti ini harus lekas di carikan solusinya. Jika tidak kasihan mereka – mereka saudara kita yang telah lama mengalami permasalahan yang konyol tersebut. Kita ini Indonesia Negara yang berdiri di landasi atas lima dasar yaitu Pancasila, salah satunya, kemanusian  yang ADIL dan beradab. Untuk itu tuntaskan permasalahan keadilan untuk rakyat. 

Sumber  :
·        MALANG POST
·        Aku ingin Hijau



Tidak ada komentar:

Posting Komentar