Wellcome to my_blog


^_^ IRFAN NUR AKBAR & MARTIANA RAHADHI PUTRI ^_^

Minggu, 17 April 2011

Kampung Kecil Ku yang Terkebiri

 Certia ini saya angkat dari sebuah kisah yang ada di kehidupan nyata sahabat – sahabat saya termasuk saya.
Sebuah kampung kecil yang terpencil di tengah – tengah besarnya ibukota terbelakang dari gemerlapnya kota metropolitan, namun memiliki banyak arti yang sangat – sangat berharga dalam menjalani sebuah kehidupan menyimpan kenagan masa masa kecil yang tidak bisa di beli oleh sebuah kekayaan harta siapapun. “Ya di kampong inilah aku dilahirkan dan dibesarkan”. Di kampong yang kecil dan penuh kesederhanaan inilah aku tumbuh mejadi seorang anak yang sederhana. Di kampong inilah aku mengerti sebuah arti kesederhanaan dan kesabaran untuk menjalani kehidupan yang hanya terbatas dan apa adanya ini. Tetapi di balik semuanya ini ada amarah dan kekecewaan yang timbul untuk seorang yang memiliki sebuah kekayaan yang melimpah harta benda di kampong kecil ku ini. Lebih tepatnya lagi dia adalah Tuan Tanah di kampong kecil ku ini, seorang yang sangat bengis yang tak mengerti belas kasihan, tak mengerti toleransi kepada kaum lemah.
Saat indah masa kanak – kanak aku belum begitu mengerti dan memahami, tinggal di tanah siapa aku ini, tapi yang jelas dan yang aku tahu semua yang ada di bumi ini adalah milik ALLAH SWT. Tapi mengapa ada seorang umat atau hamba-Nya yang mengaku bahwa tanah inilah (kampung kecilku) milik dia. Seiring berjalannya waktu dan roda kehidupan yang terus berputar akupun tumbuh dan mengerti akan semua rahasia rahasia yang ada di kampong kecilku ini. Ya dia ini adalah orang terkaya yang ada di kampong ku, dia adalah sesorang yang kaya yang memiliki banyak harta warisan peninggalan orang tuanya, termasuk setengah bagian dari kampong kecilku ini menjadi miliknya. Perasaan muak sering timbul pada diriku saat melihat orangtu dari sahabat sahabat ku di tindas olehnya, karena tempat berteduh mereka berdiri di atas tanah yang di miliki oleh si PEWARIS GILA ini. Kadang kala dia (si pewaris gila ini) mencaci warga yang ada di kampong kecilku ini. Aku tak tahu sebenarnya yang ada di fikiran dia itu ?, sering kali timbul di dalam diriku ini bahwa, bukankah tuhan menciptakan manusia untuk salaing tolong menolong dan membantu satu sama lainnya…????,  tapi mengapa masih ada orang seperti ini yang ada di kampong kecilku. Aku hanya bisa berharap agar semua yang ada dan memberatkan warga kampong ku ini akan cepat berakhir, dan pria (si pewaris gila) ini cepat sadar dari ketamakan yang menyelimuti dirinya. Dan kita sebagai umat manusia harus bisa atau dapat bersyukur dengan apa yang telah di berikan ALLAH SWT kepada kita, tak perduli besar ataupun kecil itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar